Ai by Winna Efendi








Judul: Ai
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: GagasMedia
Tahun Terbit: 2009
Halaman: 277
Genre: Young Adult & Romance



ADD TO GOODREADS        MY GOODREADS REVIEW

SYNOPSIS (CLICK TO READ)
Cinta seperti sesuatu yang mengendap-endap di belakangmu. Suatu saat, tiba-tiba kau baru sadar, cinta menyergapmu tanpa peringatan.

SEI
Aku mencintai Ai. Tidak tahu sejak kapan–mungkin sejak pertama kali dia menggenggam tanganku–aku tidak tahu mengapa, dan aku tidak tahu bagaimana. Aku hanya mencintainya, dengan caraku sendiri.

AI
Aku bersahabat dengan Sei sejak kami masih sangat kecil. Saat mulai tumbuh remaja, gadis-gadis mulai mengejarnya. Entah bagaimana, aku pun jatuh cinta padanya, tetapi aku memilih untuk menyimpannya. Lalu, datang Shin ke dalam lingkaran persahabatan kami. Dia membuatku jatuh cinta dan merasa dicintai.



Sei mencintai Ai--sahabatnya sendiri. Entah bagaimana, selama bertahun-tahun bersahabat, baru kali inilah Sei sadar bahwa ia mencintai Ai. Namun, Sei terlambat. Hati Ai sudah diambil oleh sahabat Sei sendiri, yang sudah lebih dulu menyatakan perasaannya, mencintai Ai, membahagiakan Ai--Shin. Bagi Sei, ia merasa bahwa mereka bertiga bersahabat sudah cukup. Ia merasa bahwa walaupun ia tidak bisa membahagiakan Ai dengan tangannya sendiri, ia merasa cukup jika Ai bahagia bersama Shin. Sei tidak akan menghancurkan persahabatan mereka bertiga. Ia bahagia mereka selalu bersama. Sayangnya, kadang cerita cinta tidak diakhiri dengan bahagia. 

“Hal yang terpenting dalam cinta adalah persahabatan. Dan hal yang terpenting dalam persahabatan adalah cinta ...”
Temanya, lagi-lagi, persahabatan lalu kisah cinta. Aku sangat berharap bahwa Mbak Winna menulis cerita yang tidak se-klise ini. Maksudku, lagi? Bagi yang udah baca Refrain, membaca buku yang hampir mirip dengan Refrain itu capek. Alur cerita Ai bisa dibilang hampir mirip dengan Refrain, walaupun emang gak terlalu mirip sih. Tapi, yang bener aja kan, baca Refrain bikin gereget, apalagi disuruh baca Ai yang alurnya mirip dengan Refrain. Tambah gereget.

Oke, mulai aja deh reviewnya. Dua sudut pandang--yap, benar--Sei dan Ai. Karna dimulai dengan sudut pandang Sei, aku bisa mengerti segala kegalauan, risauan Sei. Bisa dibilang beberapa bab awal hanya berputaran sekitar pengenalan tokoh-tokohnya, hal-hal yang membuat Sei gusar, lalu muncullah konflik yang menurutku rada mencengangkan. Bisa dibilang gak aku prediksi sih konfliknya bisa seekstrem itu. Terus, diselesaikan dengan sudut pandang Ai, yang menurutku kurang nendang dibanding sudut pandang Sei tadi. Mungkin karna POV Sei juga lebih banyak dibanding POV Ai sih.

Gaya tulisan Mbak Winna selalu keren. Aku selalu suka sih gaya tulisannya. Refrain, Melbourne, Truth or Dare. Makanya, buku-buku itu yang membuatku ingin baca Ai, karna pasti keren banget nih novel. Dan ternyata... wah aku bahkan jadi ragu apakah mau baca Remember When atau enggak._. Bukan gara-gara gaya tulisannya, tapi banyakan karna temanya sih. Gak tau kenapa, cuman aku selalu muak kalo ceritanya udah mulai persahabatan > kisah cinta. Apalagi kalau ditambah love triangle. Udah deh. Gave up. Menurutku Ai bisa jauh lebih bagus dari ini sih.

Hal yang menggangguku selain temanya adalah karakter-karakternya. Bener-bener pengen digigit tau gak sih-__-. Karna ini masih POV Sei, aku bisa tau sifat-sifat Ai, sifat Shin, dll. Tapi kalo mereka bersahabat bertiga, aku kurang dapet sifat-sifat Shin. Gak tau sih, di POV Sei kebanyakan dia ngomong tentang Ai, Ai, dan Ai. Mana Shin? Padahal dia juga berperan besar di cerita ini. Dan tiba-tiba aja udah pindah POV ke Ai. Haah? Karakter Shin bener-bener gak kuat. Karakternya kadang cuman flat aja sih. Mungkin kalau karakter Shin lebih diperkuat lagi, terus POV-nya Ai juga bisa ditambahin lagi porsinya, pasti buku ini meninggalkan kesan amazing. Tapi yang aku rasain setelah baca ini cuman lega akhirnya beres juga.

"Kehilangan memiliki cara tersendiri untuk mengubah orang-orang yang mengalaminya, tapi melarikan diri tidak pernah menyelesaikan apa-apa." - hlm 253. 

Walaupun gitu, aku rada merinding dan sedih juga selama baca buku ini. Ada beberapa adegan yang menurutku keren banget, ngena banget, pokoknya keren. Mungkin kalo karakternya sedikit di perkuat lagi, aku bisa ngasih rating lebih tinggi. Tapi overall, buku ini udah termasuk bagus walaupun bukan favoritku. Aku sangat berharap bisa menyukai buku ini, tapi ya gimana yaa. Rating 3 ini juga bukan tanpa alasan loh, banyak aspek-aspek yang aku pikirin sebelum ngasih 3 diadems.

Okee deh, menurut kalian yang udah baca Ai gimana nih? Apakah Ai berhak dapet rating lebih tinggi atau sebaliknya? Kalau ada yang mau berpendapat, silakan tuangkan unek-unek kalian di comment yaa, tapi jangan sampai spoiler yaa :) Oh iyaa, bagi yang udah baca Remember When, aku cuman pengen nanya, gimana menurut kalian buku itu? Apakah jauh lebih keren dari Ai? Hehehe, aku berencana baca Remember When semenjak ada filmnya sih. Okee, ditunggu pendapatnya kawans ^^

"Di dunia ini, ada beberapa hal yang disebut takdir--sisanya adalah pilihan. Jangan sesali sesuatu yang sudah ditentukan oleh takdir, karena tanpa kesulitan dan kesedihan, kita tidak akan benar-benar menghargai kebahagiaan." - hlm 253. 
BIOGRAPHY TAKEN FROM GOODREADS

ABOUT AUTHOR

A woman with passion in both reading and writing and has written a few books in both English and Indonesian. Used to work as a freelance reporter for an in-house magazine and a fashion journalist/contributor in http://www.fasity.com, an Indonesian fashion community.

Some fictions have been published online and in a number of magazines. Her published novels are: Kenangan Abu-Abu (February 2008), Ai (February 2009), Refrain (September 2009), Glam Girls Unbelievable (December 2009), Remember When (March 2011), Unforgettable (January 2012), Truth or Dare (Gagas Duet May 2012), Melbourne: Rewind (2013), SCHOOL Tomodachi (2014). Winna's non-fiction book is Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu (September 2012). She has also participated in an anthology book about traveling - The Journeys (March 2011).

Currently writing numerous short stories collection and novels.

She enjoys curling up with a good book, with the radio turned on and a cup of tea :)

Winna can be reached via email at winna.efendi@gmail.com or her official blog http://winna-efendi.blogspot.com and Twitter/FB: @WinnaEfendi or fanbase @Winnadict

MORE ABOUT WINNA EFENDI



No comments:

Post a Comment