The Maze Runner #3 (Death Cure) by James Dashner


WARNING! SPOILERS AHEAD!*

*for those who haven't read the first or/and second book.




Judul: The Maze Runner #3 (The Death Cure)
Penulis: James Dashner
Penerbit: Delacorte Press
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 325
Genre: Young-Adult & Dystopia

ADD TO GOODREADS    MY GOODREADS REVIEW

SYNOPSIS (CLICK TO READ)
It’s the end of the line.

WICKED has taken everything from Thomas: his life, his memories, and now his only friends—the Gladers. But it’s finally over. The trials are complete, after one final test.

Will anyone survive?

What WICKED doesn’t know is that Thomas remembers far more than they think. And it’s enough to prove that he can’t believe a word of what they say.

The truth will be terrifying.

Thomas beat the Maze. He survived the Scorch. He’ll risk anything to save his friends. But the truth might be what ends it all.

The time for lies is over.

Thomas dan temen-temennya berhasil melewati Scorch Trial. Mereka segera meminta Cure buat Flare yang telah dijanjikan oleh WICKED. Akhirnya, mereka dibawa ke WICKED Headquarters, dan disana Thomas dan beberapa sahabat-sahabatnya ternyata harus melewati Phase Three. Barulah setelah itu, WICKED berkata bahwa mereka belum mempunyai obatnya, tapi mereka sedang berusaha membuat obat tersebut. Sebagai penawaran, WICKED rela untuk memberikan kembali ingatan mereka yang telah hilang. Namun Thomas tidak bisa mempercayai mereka lagi, setelah kengerian di Maze, kehilangan beberapa Gladers dan penyiksaan oleh matahari di Scorch, dan dikurung di dalam sel tahanan selama sebulan sebagai Phase Three; Thomas, Newt, Minho tidak bisa mempercayai WICKED lagi. Apalagi kenyataan bahwa WICKED tidak memiliki Cure yang didamba-dambakan semua orang di bumi. Saatnya pembalasan.

“He pulled the envelope out of his pocket and ripped it open, then took out the slip of paper. The soft lights that ringed the mirror lit up the message in a warm glow. It was two short sentences: " KILL ME. IF YOU'VE EVER BEEN MY FRIEND, KILL ME. ” 

"After seeing those eyes up close. Seeing the madness. It's not the same when it's someone you've known for so long. I've watched plenty of friends die, but I can't imagine anything worse. The Flare, man. If we could find a cure for that." - pg. 195
Aku jujur aja, SANGAT KECEWA dengan bagaimana serial ini berlanjut. Yang tadinya aku pengen sekali bisa jadi fandom Maze Runner, sekarang malah jadi menyesal karena kecewa banget dengan buku-buku setelah Maze Runner. Scorch Trial, aku masih bisa maklum ada sedikit penurunan. Death Cure? Gaada toleransi lagi. Tapi, kalo gak ada toleransi, kenapa ratingnya 4? 

Nah aku jelasin dibawah yaa.
Menurutku alur plotnya itu bener-bener mengecewakan. Aku nggak nyangka kalau alurnya bakalan sejelek itu. Alurnya muter-muter tanpa tujuan pasti, gak ada goal yang bisa kita tuju, pokoknya mengecewakan. Setelah mereka melewati Phase Three, Thomas, Newt dan Minho memulai pemberontakan. Tapi mereka malah muter-muter di sebuah kota isolasi, ketemu ini-itu gak penting, gak jelas banget. Aku gak ngerti konfliknya dari buku ini. Gak ngerti banget. Tapi setelah baca endingnya, aku bisa lumayan ngerti dan menurutku endingnya itu yang terbaik. :)

Satu-satunya hal yang bikin keren banget disini adalah karakter-karakternya dan persahabatan Thomas-Newt-Minho itu mantap banget. Buku ini jelas bikin nangis, tapi nangis karna apa yaa baca sendirilah hehehe :"") Siapin tissue aja pokoknya. :p Terus, beberapa karakter juga ada yang aku suka, kayak Brenda. Menurutku perkembangan karakternya sangat bagus, dan itu salah satu yang bikin aku suka sama bukunya. Walau aku gak suka sama alur plotnya, aku suka sama karakter-karakternya. Terutama Minho. Yak, terutama Minho. <3 Laff laff.

“Minho looked at Thomas, a serious expression on his face, "if I don't see you on the other side," he said in a sappy voice, "remember that I love you." Snickering at Thomas's eye roll, he went through the doors and they closed.” 


Dude, you tried to slice my you-know-what's off!"
Thomas laughed, something that he hadn't done in a long time. He welcomed it happily. "Too bad I didn't. Could've saved the world from future little Minhos.” 
Gaya penulisannya James Dashner tetep oke sih, aku tetep suka. Ya tapi alurnya yang gak jelas banget itu bikin aku gereget. :/ Action-packed plotnya sih masih oke, masih bikin deg-degan, masih seru. Tapi buat adegan-adegan lain ew... sangat jelek. Kalau karakter-karakternya gak bagus dan endingnya gak mantap; mungkin aku bakalan ngasih 2 bintang.

Overall, selain alurnya yang jelek, premise-nya yang gak jelas (gak ada tujuan tokoh-tokohnya ngapain), gak ada plot-twist yang membuatku kaget (walaupun endingnya cukup plot twist); menurutku buku ini bisa dikategorikan sebagai 'bagus' karena endingnya yang cocok buat keseluruhan serialnya, perkembangan karakternya yang bagus, dan plot-plot action-nya yang keren. Walaupun aku sangat kecewa, aku mencoba buat menyukai serial ini. ;)

Akhirnya aku beres Trilogi Maze Runner ini. Menurutku keseluruhan serialnya adalah penurunan, Maze Runner keren, Scorch Trial mengecewakan, Death Cure sangat mengecewakan. Apalagi masih banyak banget pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran saat menyelesaikan Death Cure. Aku bakalan coba baca Kill Order, supaya rasa penasaranku hilang. Nah, kalian apakah udah ada yang selesai sama Maze Runner ini? Apakah kalian suka sama buku terakhirnya? :) Jangan lupa comment yaa (tapi jangan spoiler lhoo hehe) Share pendapat kalian^^

I don't think there is a right or wrong anymore. Only horrible and not-quite-so-horrible.” 
Maze Runner Movie Adaptation Review
Scorch Trials: Trailer & Posters!

CHECK THEM OUT! 

It seemed impossible that such a world had ever existed. A world where you weren't scared for your life every day. - pg 242
BIOGRAPHY TAKEN FROM GOODREADS

ABOUT AUTHOR

James is the author of THE MAZE RUNNER trilogy and THE 13TH REALITY series. He also published a series (beginning with A DOOR IN THE WOODS) with a small publisher several years ago. He lives and writes in the Rocky Mountains.


MORE ABOUT JAMES DASHNER




No comments:

Post a Comment